Museum Mulawarman: Menapak Jejak Kejayaan Kerajaan Kutai Kartanegara

Museum Mulawarman

Berdiri megah di tepi Sungai Mahakam, di kota Tenggarong, Kalimantan Timur, Museum Mulawarman adalah saksi hidup yang menceritakan kemegahan masa lalu Kerajaan Kutai Kartanegara.

Museum ini bukan sekadar bangunan berisi koleksi bersejarah, tetapi juga jendela bagi siapa saja yang ingin mengenal lebih dalam kehidupan, budaya, dan sejarah nenek moyang di Kalimantan Timur.

Koleksi Berharga dan Sejarah yang Terpahat

Museum Mulawarman menyimpan lebih dari 5.300 koleksi yang merekam jejak panjang sejarah Kerajaan Kutai. Nama museum ini diambil dari Raja Mulawarman, seorang raja terkenal dalam Kerajaan Kutai Martadipura yang dikenang karena kebijaksanaannya.

Di dalam museum, pengunjung dapat menemukan benda-benda bersejarah yang menggambarkan kehidupan istana, seperti singgasana, pakaian kebesaran, tempat tidur kerajaan, hingga tombak, keris, dan kalung yang pernah digunakan para bangsawan kerajaan.

Salah satu koleksi paling menarik adalah prasasti yupa, peninggalan berusia ribuan tahun yang ditulis dengan huruf Pallawa, menjadi bukti tertua keberadaan Kerajaan Kutai sejak abad ke-4.

Museum ini juga memiliki koleksi kain tenun ulap doyo khas Dayak, hasil karya lokal yang ditenun dengan teknik unik, serta beragam artefak dari masa Hindu-Buddha yang tersebar di Kalimantan.

Selain itu, museum ini menampilkan keramik dari Cina, Jepang, Eropa, dan Thailand yang menunjukkan adanya hubungan perdagangan internasional pada masa kejayaan Kutai.

Di halaman depan, pengunjung akan disambut replika Lembu Suana, lambang Kerajaan Kutai Kartanegara, serta kolam berbentuk naga yang dipercaya melambangkan perlindungan dan penjaga alam semesta sesuai mitos masyarakat Kutai.

Baca Juga:  Aktivitas Wisata Gili Trawangan dan Fakta Uniknya

Arsitektur Tradisional dan Nilai Budaya yang Kuat

Bangunan Museum Mulawarman, yang dulunya adalah keraton Kutai Kartanegara, masih mempertahankan ciri-ciri khas arsitektur Dayak.

Didirikan pada 1935 oleh Holland Beton Maatschappij (HBM) di era Sultan Adji Muhammad Parikesit, bangunan ini berdiri kokoh dengan dominasi warna putih yang elegan.

Di dalamnya, terdapat ruang Bleh Peteh, tempat khusus bagi bangsawan Dayak Kenyah, dan berbagai patung yang digunakan dalam upacara adat kematian suku Dayak.

Di pintu masuk museum, patung ular lembuh, buaya, dan pesut berdiri kokoh sebagai simbol kerajaan yang memperkaya nuansa budaya museum ini.

Setiap sudut dan ornamen di Museum Mulawarman menyimpan nilai-nilai spiritual dan budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi oleh masyarakat Kutai.

Informasi Tiket dan Rute Menuju Museum Mulawarman

Mengunjungi museum ini cukup terjangkau. Tiket masuknya hanya Rp 2.500 untuk dewasa dan Rp 1.000 untuk anak-anak.

Dari pusat kota Tenggarong, Museum Mulawarman hanya berjarak sekitar 3,3 kilometer dan bisa dicapai dalam waktu sekitar delapan menit.

Sementara itu, jika Anda datang dari Balikpapan, museum ini berjarak sekitar 134,7 kilometer atau sekitar 2,5 jam perjalanan melalui Tol Balikpapan-Samarinda.

Mengenang Jejak Kutai Kartanegara

Museum Mulawarman bukan sekadar ruang untuk menyimpan benda-benda bersejarah. Setiap koleksi dan arsitekturnya seolah mengajak pengunjung untuk kembali ke masa lalu, menyaksikan kehidupan dan kearifan para leluhur.

Museum ini adalah tempat di mana sejarah dan budaya Kalimantan Timur dapat dihargai, dipelajari, dan dipahami lebih dalam.

Baca Juga:  10 Tempat Wisata Menawan di Kabupaten Langkat yang Wajib Dikunjungi

Untuk siapa pun yang ingin menyusuri jejak kerajaan besar di Pulau Kalimantan, Museum Mulawarman menawarkan pengalaman yang sarat akan makna dan pengetahuan.